Pengalaman ini saya dapatkan ketika mengikuti syuting “Noto Ati” di JTV bulan
Januari yang lalu bersama 9 teman Hijabee Surabaya. Sungguh pengalaman
yang menyenangkan dan sangat bermanfaat. Syuting dimulai pada pukul
19.00 di studio 2 JTV. Tausyiah yang disampaikan oleh Ustad Su’udi
sangat menarik, selain itu saya jadi mengetahui bagaimana detail syuting
recording.
Materi yang diberikan adalah tentang “Indahnya Perbedaan”. Selain
kami, ada juga sekumpulan ibu-ibu Jama’ah Sidoarjo. Sesuai dengan
temanya, memang kami secara penampilan berbeda. Ibu-ibu jama’ah memakai
dresscode bernuansa putih sedangkan kami Hijabee mengenakan nuansa
merah. Meskipun terlihat kontras namun perbedaan penampilan inilah yang
menjadi indah. Menurut ustad Su’udi cara berkerudung unik yang merupakan
ciri khas dari Hijabee Surabaya indah dipandang, bukan hanya dari segi
perpadu padanan gaya busana yang santun tapi juga eye catching.
Tausyiah berjalan selama hampir 1 jam, namun kami tidak merasa jenuh
karena ada iringan lagu-lagu islami dari Audiens Band yang suara
vocalnya mantap banget hingga membuat saya ikut berdendang. Ketika mata
mulai mengantuk datanglah duo pelawak yang sangat lucu sehingga membuat
kami tertawa terbahak dan jadi melek lagi.
Kemudian tibalah saat sesi tanya jawab, salah satu teman kita Ima Setyo Budi menanyakan, “Bagaimana menyikapi teman-teman kita yang ingin berhijab, sedangkan hati mereka belum siap.
Apakah yang harus dibenahi hatinya dulu atau berhijab dulu baru
kemudian menata hatinya?” Kemudian Ustad Su’udi memberikan penjelasan
bahwa yang penting adalah niatnya dahulu. Jika dalam hati sudah ada niat
niscaya secara perlahan dia akan memperbaiki penampilannya sesuai
dengan kata hatinya, karena dengan hati yang mantap untuk menutup aurat,
secara tidak langsung dia akan membatasi cara-cara bergaul yang sesuai
dengan sya’riah Islam.
Saya juga menanyakan kepada Ustad Su’udi bagaimana jika ada perbedaan dalam rumah tangga
dalam mengurus sekolah anak. Si Bapak ingin anaknya sekolah islam
sedangkan Ibu ingin anaknya sekolah negeri. Apakah berdosa menentang
keinginan suami yang bertolak belakang dengan kita, padahal suami adalah
sebagai kepala rumah tangga yang menurut Islam harus selalu diikuti.
Kemudian Ustad menjawab hal tersebut tidak berdosa, selama maksud dan
tujuan suami baik yaitu untuk masa depan anak-anaknya. Anak-anak
merupakan tabungan kita di akhirat kelak, jadi kita harus mendidik
sesuai ajaran-ajaran islam. Jika kita lalai dalam mendidik anak, maka
dosa besar bagi kita bila anak tidak mengetahui agamanya sendiri.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.10 dan berakhirlah syuting
Noto Ati JTV. Sebelum meninggalkan tempat kami menyempatkan diri untuk
berfoto.
Kesimpulan dari tausyiah yang disampaikan ustadz Su’udi adalah contoh
sederhana saja, jari-jari tangan kita memiliki bentuk dan fungsi yang
berbeda-beda namun tidak pernah mereka protes kepada Allah. Justru
karena berbeda jari-jari kita dapat mengucap syukur kepada Allah dengan
gerakan yang selaras. Begitupun juga kaki, mata, hidung dan mulut kita,
semua memiliki fungsi yang berbeda. Dan apabila kita dapat menempatkan perbedaan dengan benar, maka akan menjadi indah. Namun jika kita salah menempatkannya justru perbedaan akan menjadi buruk dimata kita.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar