Rabu, 15 Februari 2012

ASYIK, AKU MASUK TIPI

Pengalaman ini saya dapatkan ketika mengikuti syuting “Noto Ati” di JTV bulan Januari yang lalu bersama 9 teman Hijabee Surabaya. Sungguh pengalaman yang menyenangkan dan sangat bermanfaat. Syuting dimulai pada pukul 19.00 di studio 2 JTV. Tausyiah yang disampaikan oleh Ustad Su’udi sangat menarik, selain itu saya jadi mengetahui bagaimana detail syuting recording.

Materi yang diberikan adalah tentang “Indahnya Perbedaan”. Selain kami, ada juga sekumpulan ibu-ibu Jama’ah Sidoarjo. Sesuai dengan temanya, memang kami secara penampilan berbeda. Ibu-ibu jama’ah memakai dresscode bernuansa putih sedangkan kami Hijabee mengenakan nuansa merah. Meskipun terlihat kontras namun perbedaan penampilan inilah yang menjadi indah. Menurut ustad Su’udi cara berkerudung unik yang merupakan ciri khas dari Hijabee Surabaya indah dipandang, bukan hanya dari segi perpadu padanan gaya busana yang santun tapi juga eye catching.

Tausyiah berjalan selama hampir 1 jam, namun kami tidak merasa jenuh karena ada iringan lagu-lagu islami dari Audiens Band yang suara vocalnya mantap banget hingga membuat saya ikut berdendang. Ketika mata mulai mengantuk datanglah duo pelawak  yang sangat lucu sehingga membuat kami tertawa terbahak dan jadi melek lagi.

Kemudian tibalah saat sesi tanya jawab, salah satu teman kita Ima Setyo Budi menanyakan, “Bagaimana menyikapi teman-teman kita yang ingin berhijab, sedangkan hati mereka belum siap. Apakah yang harus dibenahi  hatinya dulu atau berhijab dulu baru kemudian menata hatinya?” Kemudian Ustad Su’udi memberikan penjelasan  bahwa yang penting adalah niatnya dahulu. Jika dalam hati sudah ada niat niscaya secara perlahan dia akan memperbaiki penampilannya sesuai dengan kata hatinya, karena dengan hati yang mantap untuk menutup aurat, secara tidak langsung dia akan membatasi cara-cara bergaul yang sesuai dengan sya’riah Islam.

Saya juga menanyakan kepada Ustad Su’udi bagaimana jika ada perbedaan dalam rumah tangga dalam mengurus sekolah anak. Si Bapak ingin anaknya sekolah islam sedangkan Ibu ingin anaknya sekolah negeri. Apakah berdosa menentang keinginan suami yang bertolak belakang dengan kita, padahal suami adalah sebagai kepala rumah tangga yang menurut Islam harus selalu diikuti. Kemudian Ustad menjawab hal tersebut tidak berdosa, selama maksud dan tujuan suami baik yaitu untuk masa depan anak-anaknya. Anak-anak merupakan tabungan kita di akhirat kelak, jadi kita harus mendidik sesuai ajaran-ajaran islam. Jika kita lalai dalam mendidik anak, maka dosa besar bagi kita bila anak tidak mengetahui agamanya sendiri.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.10 dan berakhirlah syuting Noto Ati JTV. Sebelum meninggalkan tempat kami menyempatkan diri untuk berfoto.


Kesimpulan dari tausyiah yang disampaikan ustadz Su’udi adalah contoh sederhana saja, jari-jari tangan kita memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda-beda namun tidak pernah mereka protes kepada Allah. Justru karena berbeda jari-jari kita dapat mengucap syukur kepada Allah dengan gerakan yang selaras. Begitupun juga kaki, mata, hidung dan mulut kita, semua memiliki fungsi yang berbeda. Dan apabila kita dapat menempatkan perbedaan dengan benar, maka akan menjadi indah. Namun jika kita salah menempatkannya justru perbedaan akan menjadi buruk dimata kita.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar